dari1 Bencana Alam Alam, Banyak yang telah kau beri pada kami Kayu, minyak, batu bara Dan segalanya Namun kini tlah tiada Setelah bencana di mana-mana Bangunan, hutan dan segalanya Rusak sudah Maafkan kami para manusia Yang telah merusakmu Kami berjanji akan merawatmu Tanah Longsor Tanah longsor Suara bergemuruh datang Puisi Tentang Bencana AlamUnsur-Unsur PuisiUnsur intrinsikUnsur ekstrinsikKumpulan Puisi Tentang Bencana Gempa BumiPuisi tentang Bencana Alam BanjirPuisi tentang Bencana Alam TsunamiPuisi Bencana Alam Gempa Bumi Puisi Tentang Bencana Alam – Puisi adalah bentuk sastra yang memiliki aturan-aturan tertentu, seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait dan juga dapat diartikan sebagai ekspresi emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, tata bahasa, perumpamaan, kesan yang diberikan melalui indera, dan perasaan. Jenis Puisi adalah bentuk ekspresi yang memperhatikan aspek suara di dalamnya, serta merupakan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya serta dikemas dengan teknik tertentu sehingga dapat menimbulkan pengalaman tertentu pada pembaca atau pendengarnya. Puisi tentang bencana alam adalah puisi yang menggambarkan atau menceritakan tentang bencana alam yang terjadi, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya. Bencana alam merupakan suatu kejadian yang tidak terduga dan sangat membahayakan bagi kehidupan manusia. Puisi tentang bencana alam biasanya menggambarkan perasaan atau emosi penulis tentang bencana alam tersebut, seperti kekhawatiran, kecemasan, ataupun rasa sedih. Unsur-Unsur Puisi Puisi memiliki dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut adalah ulasan singkatnya. Unsur intrinsik Unsur intrinsik puisi adalah elemen-elemen yang terkandung dalam puisi dan mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi adalah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema. 1. Diksi atau pemilihan kata. Dalam membuat puisi, penyair harus memilih kata-kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, posisi kata di tengah konteks kata lainnya, dan posisi kata dalam puisi secara keseluruhan. 2. Imaji atau daya bayang. Imaji atau daya bayang dalam membuat puisi adalah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, atau taktil. 3. Majas atau gaya bahasa. Majas atau gaya bahasa atau bahasa figuratif dalam puisi adalah bahasa yang digunakan penyair untuk menyampaikan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau dengan menggunakan kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing. 4. Bunyi. Bunyi dalam puisi mengacu pada penggunaan kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu. 5. Rima. Rima adalah persamaan bunyi atau pengulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan. 6. Ritme. Ritme dalam puisi mengacu pada dinamika suara dalam puisi agar tidak terasa monoton bagi pengikut puisi. 7. Tema. Tema dalam puisi mengacu pada ide atau gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis melalui puisinya. Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik puisi adalah elemen-elemen yang berada di luar puisi dan mempengaruhi keberadaan puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi adalah aspek historis, psikologis, filosofis, dan agama. 1. Aspek historis Mengacu pada elemen-elemen sejarah atau gagasan yang terkandung dalam puisi. 2. Aspek psikologis Mengacu pada aspek kejiwaan penulis yang tercermin dalam puisi. 3. Aspek filosofis. Beberapa ahli menyatakan bahwa filosofi sangat erat kaitannya dengan puisi atau karya sastra secara keseluruhan dan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filosofi dan karya sastra, dalam hal ini puisi, tidak saling terkait satu sama lain. 4. Aspek agama Dalam puisi mengacu pada tema yang umum ditangani oleh penulis dalam puisi. Kumpulan Puisi Tentang Bencana Gempa Bumi Puisi tentang Bencana Alam Banjir 1. Rintih Bermain Air Anak kecil disamping rumah, Dengan ceria bermain air, Menyepak dan menyembur, Berlari dan berenang. Awalnya aku terpukau, Tapi kenyataan berkata lain, Mereka sejatinya tengah merintih, Tertawa dalam tangisan. Pedih, mengiris dan duka, Penyakit mengintai mereka, Berada di sekeliling mereka, Bahwa itu adalah bencana. Bersabarlah sayang, Maafkan Mereka, Jadilah anak yang setia, Untuk menjaga alam semesta, Kala kau beranjak dewasa. Jangan kau sesali, Aku tahu kau belum mengerti, Aku paham kau masih buta dan tuli, Namun inilah yang terjadi, Jadikan cobaan alam sebagai penyadar diri. 2. Ketika Sungai Berang Setiap pagi kau mandi disana, Begitu pula sorenya, Bila masa kau libur, Puluhan helai kain kau cuci, Hingga pulang menyisakan buih. Namun, sampah itu kau biarkan, Mengalir dan terus mengalir, Hingga menyumbati alirannya, Sampai masanya kau sadar, Bahwa air telah berang. Jangan kau sesali, Sesungguhnya ada suatu muak, Rasa sabar yang habis, Tertelan keegoisan manusia, Tanpa ada peduli dan mau menjaga. Rasakanlah, Kala genangan membuatmu sulit, Untuk berpijak dan melangkah di rumah. Belajarlah, Bahwa apa yang tanah, Itulah yang kan dipetik. Ketika air sudah berang, Meluluhlantakkan yang dilewati, Menghancurkan yang diterpa, Hingga bisanakan yang kau sayangi. Belajarlah. Puisi tentang Bencana Alam Tsunami 1. Gelombang Amarah Aku mendengar, ribuan isak tangis, Menyaksikan, muka-muka penuh haru, Melihat, anak kecil menukik mencari ibunya, Tersentuh, kala menyentuh tangan mereka berdebu, Tak terasa, air mataku mengalir jatuh. Mereka meronta, mereka belum siap, Menerima memori yang senyap, Ketika gelombang laut menghantam daratan, Kemana hendak berlari? Kemana akan sembunyi? Pilu, begitu menyayat hati. Mayat-mayat bergelimpangan, Tak jelas status dan asalnya, Begitu luka mencabik asa, Jutaan do’a terkirim sudah, Dari seluruh penjuru dunia. Ya Allah, begitu berat cobaan ini, Begitu menangis negeri ini, Atas sisa yang diciptakan Tsunami, Meninggalkan luka yang ternaung sepi. Ya Allah, maafkan mereka, Maafkan jasad yang terdampar, Maafkan mayat yang tercerai, Maafkanlah negeri ini, Hanya pada-Mu, Yang Maha Pemberi. 2. Melebur Asa Semua berubah, Setelah ombak itu menggulung, Menghantam dalam-dalam, Menitip luka pada relung. Semua jadi berbeda, Selepas gelombang melanda, Meluluhlantakkan semua cerita, Yang tertinggal hanyalah do’a. Semua menghilang, Sesudah laut Tuhan murka, Menyuruh mereka untuk pulang, Serta meleburkan secercah asa. Semua terlihat murung, Menikmati pilu yang dirudung, Menyirnakan seluruh impian, Yang indah di masa depan. Semua mengutuk diri, Atas apa yang telah terjadi, Hanya ratapan penggetar bumi, Dari tanah Ibu Pertiwi. Oh, Tsunami. Puisi Bencana Alam Gempa Bumi 1. Bumi Bergetar Ketenangan malam, Yang dingin dan mencekam, Lampu kamar mulai padam, Berbaring dengan mata terpejam. Belum lama raga melayang, Aku tersentak dengan tegang, Merasakan bumi yang berguncang, Kuberlari terluntang-luntang. Bumi terasa amat menakutkan, Dingin dan pucat menyelimuti badan, Ke luar rumah, dari dalam ruangan, Meluluhlantakkan segenap kedamaian. Bumi bergetar, alam menggelegar, Sejenak hilangnya suatu tegar, Membayangkan asa yang kan pudar, Bunga-bunga gagal mekar. Oh Tuhan, Ada apa dengan Bumiku? Apakah dia marah? Kenapa jadi sangar? Oh Tuhan, Maafkan Kami. 2. Datang Tak Diundang Pagi itu, Cuaca begitu cerah, Sinar Surya bersinar sumringah, Hingga rasa dan selera tergugah. Kulangkahkan kaki keluar rumah, Menjemput rezeki dari Allah, Meninggalkan rasa untuk menyerah, Menuju masa depan yang cerah. Namun, tiba-tiba saja, Ada tamu tak diundang, Datang kala ku ditengah perjalanan, Bumi bergetar dan berguncang, Sontak mengagetkan umat waktu siang. Semua berlari terluntang-lanting, Situasi begitu genting, Panik, cemas dan takut, Bercampur aduk dalam satu waktu. Gempa bumi, Kau adalah tamu tak diundang, Tanpa isyarat dan tanda, Terpaksa kami menghadang, Meski akhirnya menyisakan luka. Demikian ulasan mengenai Kumpulan Puisi Tentang Bencana Alam Lengkap, semoga mudah kalian pahami dan resapi, serta bisa menambah wawasan buat kalian yang sedang mencari puisi dengan tema bencana alam. Semoga bermanfaat 0 25 Bencana yang datang akhir-akhir ini semoga bisa menjadi nasihat bagi kita agar selalu bisa selaras dengan alam. 26. Kalau memang tidak bisa berasabat dengan alam, kenapa tidak kita berdamai dengan bencana. 27. Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia. Puisi Gempa Bumi atau puisi bencana alam gempa, bagaimana kata kata bencana dalam bait puisi tentang gempa bumi, atau puisi bencana alam yang dipublikasikan berkas lebih jelasnya, disimak saja berikut ini deretan bait puisi tentang gempa bumi atau puisi tentang bencana Gempa BumiOleh NNJerit dan tangis terdengar di mana-manaOrang-orang segera berlariKe sana dan ke siniKarena merasa ada gempa bumiIsak tangis terdengar pulaSetelah orang-orang keluarDari sana berlariYang terpentingJiwa, raga, dan keluarga selamatDari gempa bumiTuhan, mengapa Engkau menurunkanbencana di mana-manaMungkinkah kamibanyak melakukan kesalahan?Guncangan-Mu begitu sederhana,sudah cukup dan berlebihan bagi jiwa kami,meluluh lantakkan harta yang engkau titipkan,mengambil jiwa yang engkau amanahkan,Tuhan maafkan kami yang hilang dari serambi masjid,lupa dengan kursi gereja, pura-pura lupa mengirimpengampunan kepada-MuTuhan beri kami sedikit waktusedikit saja, untuk bertobat dan tidak pernah lagikehilangan arah,arah menuju diri-MuDemikianlah puisi bencana alam tentang gempa bumi, baca juga contoh puisi bencana atau bencana alam gunung meletus telah diterbitkan sebelumnyaSemoga puisi bencana alam tentang gempa bumi dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi gempa bumi di indonesia atau puisi puisi bencana alam sedih.

Puisibertema alam dapat ditemukan dalam karya para penyair dari berbagai masa, baik penyair luar maupun dalam negeri. Penyair-penyair ini membahas alam dari segala sisi mulai dari keindahannya hingga keburukannya seperti bencana alam yang merugikan. Didapatkan dari pengalaman dan pengetahuan. Tanda bahwa alam dan manusia hidup berdekatan dari

Kumpulan puisi tentang banjir. Salah satu fenomena alam yang sering kita jumpai adalah banjir, banjir sendiri ada dua macam banjir bandang yang biasa merusak lingkungan sebab bercampur dengan materi yang di bawah air bah tersebut, dan banjir biasa ketika adalah disaat air hujan atau air sungai bisa di ketahui pengertian banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi, disaat aliran air yang berlebihan merendam daratan. atau banyaknya air yang mengalair deras, banjir biasa juga di sebut air yang meluap. dan umumnya banjir terjadi ketika musim dengan kata tentang banjir, dibawah ini adalah judul kumpulan puisi tentang banjir atau puisi bencana alam yang tentunya menceritakan tentang bencana banjir, adapun masing masing judul puisi tentang banjir antara banjirPuisi banjir lagiPuisi banjir IIPuisi gigil banjirPuisi banjir bandangPuisi bencana alam banjirPuisi bencanaSekitar tujuh judul puisi bencana alam tentang banjir, yang bisa jadi referensi untuk menulis puisi tema banjir ataukah puisi tentang banjir 3 biat 4 Puisi Tentang Banjir Puisi Bencana AlamBagaimana kata kata puisi tentang banjir dalam kumpulan puisi bencana alam tentang banjir yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak,Untuk lebih jelasnya tentang puisi banjir yang diterbitkan blog puisi dan kata bijak, disimak saja dibawah ini deretan bait bait puisi banjir dalam kumpulan puisi tentang banjir atau puisi bencana alam dibawah BANJIRMasih pagiKetika risau memugar elegiKenyataan getir berpijar lagiKuasa harap tak mau pergiPagi ku basahHujan menyiram dengan gelisahMenganak sungai tinggi dan resahMenanti reda dengan pasrah..Dingin merajaMembisu waktu tanpa bekerjaHanya membisu bermuram durjaSetangkup sirna berjumpa pujaTgPandanDes2014PUISI BANJIROleh Bambang PriyonoKarena ada banjiraku berpikirKarena berpikir banjiraku ternyata adakutulis syair-syairbukan tentang banjirkukirim lewat banjirmengapung sangat jauhmenuju bahtera nabi NuhNuh membuka jendela bahteramelepas seekor burung daramengambil puisi-puisikuNuh memandang jauh"Perjalanan masih jauhtak perlu keluh untuk merengkuh"PUISI GIGIL BANJIROleh Dadan FirdausAda yang turut basahDalam hujanDeras turunEntah, ia ataukah akuMenahan ngilu di biru memarkuSegenap kalimat hanyut bersama banjir...Tuan, Puan, nyanyikan perihal lagu senduDi sudut ibu kotakuAnyir, getir, nyinyirDan air mataCerita lama yang menyimpan lukaPuisi Banjir LagiOleh Husain IsmailDari balik jendelagerbong tiga keretayang menjalar malasdi atas jalur memelasBeragam kisah dukapemandangan Nusantaradaratan ku tenggelampulau harapanpun karamDerai air mata kaum tanisaksikan padinya matiratapi gubugnya yang hanyuttangisi ternaknya terenggutHarapan punah sia siajerih payah tiada gunamasa cerahtinggal mimpimasa panen telah pergiNegeriku menangis lagitanah air duka citapak taniku muram kiniair mata tumpah lagiDendang duka para pengungsikabar luka hari inibanjir bandang datang lagiseiring hujan yang tak hentiBengkulu,281116, Husain IsmailPUISI BANJIR BANDANGOleh Sang Banimereka sembunyikanjawaban teka-tekimengapa hutan plontoslalu hujan menghujam bumibanjir bandang tibabuyung besar memanjat pohonanak kecil berlari ketakutanterjerembab di perut lembahberhimpun di air rawanyawa tenggelam dalam lumpurPUISI BENCANA ALAM BANJIROleh Farida Iskandarbanjir bandang tanah longsormenerjang pemukimantanggul bocor air meluapanugerah dan bencanaadalah kehendaknyakita mesti tabah menjalanipengungsi ditampung di poskorelawan sigap membantuperjalanan menuju lokasiuntuk salurkan bantuanbukanlah mudahbutuh perjuangan yang tulusada yang harus didrop lewat udara....sepak terjang pahlawan tanpa tanda jasalayak diacungi jempolPUISI BENCANAKarya Hari Untoro Dradjatdatangnya bencanaseperti keinginan kitawalau kita tidak punya polabayangan akan terjadi sebelumnyajelas sudahkalau kita tidak pernah punya rencanamemilih tinggal di tanah bencanadi lingkaran cincin gunung berapikita sudah taukalau tanah ku initanah bencanasepakat kalau hujan banjirkalau panas hutan kebakarkita sudah sepakat tidak mempertanyakankalau harus pindah musti kemana...?kita tidak merasa sedih dan ibakita tidak merasa bersalah apalagi berdosa...?Tanah ku ini tanah bencanaleluhurku memilihkan tanah subur dan makmurleluhurku membangun candi Borobudurtidak pernah runtuh oleh bencanakalaupun melesak dan lapuk karena dimakan ada bencanajangan lagi bertanya..jangan lagi menyalahkan siapa siapakarena dibalik pertanyaan itu ada ulah manusiaapa mungkin manusia dan alam raya lupabertasbih sesuai dengan ketetapan juga Puisi Bencana Alam Tanah LongsorDemikianlah kumpulan puisi tentang banjir. Simak/baca juga puisi tema banjir yang lain dihalaman selanjutnya blog puisi dan kata bijak. Semoga contoh puisi tema banjir diatas dapat menghibur dan bermanfaat, Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya, Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
\n \npuisi tentang bencana alam

ContohPuisi Tentang Keindahan Alam 4 Bait. Hilangnya Rumah Mereka. Kini manusia banyak dusta Hanya nafus yang didepankan Dari hutan menjadi kota Memusnahkan mereka semua. maka hutan akan gundul dan akan terjadi bencana alam yang besar. Karena hutan tidak lagi melincungi kita dari bencana banjir, erosi, tanah longsor dan sebagainya

– Bencana alam adalah suatu kejadian yang dapat mengganggu dan mengancam kehidupan masyarakat yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor alam maupun manusia itu sendiri. Bencana alam dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian harta, kerusakan lingkungan, hingga dampak psikologis yang disebut trauma. Daftar Isi Puisi Tentang Bencana Alam Kenapa Hukum Alam Banjir Bencana Terkirim Bumi dan Gunung Mengingat adanya bencana alam yang kerap terjadi, maka hal ini bisa dituangkan ke dalam bentuk puisi bencana alam di bawah ini. Kenapa Kenapa kini sungai menjadi kering Dan bumi terlihat rapuh Hingga mengeruh Bumi usia senja Di sana, ada kehidupan Namun menjadi lusuh karena serakahnya manusia Hutan mulai botak Hijaunya alam pun menjadi cokelat Di sana, tanah subur mulai gersang Kita salah Kita rusak alam Tapi tak pernah mawas diri Dan berkaca siapa kita Hukum Alam Air yang menyerang Bukan keputusan Tuhan Bukan Tuhan yang kejam Dan kita salahkan Tuhan Ketika banyak nyawa yang menumpuk Ketika kita lupa Alam sudah tercipta Kini menjadi kosong Alam adalah sahabat Sahabat hidup kita Ketika kita lupa Tangan tangan serakah merenggutnya Merenggut alamnya asri Masih lupa? Dengan pohon-pohon yang kau renggut Hingga hutan menjadi tandus Masih lupa? Dengan sampah yang berserakan Karena tingkah lakumu Hingga semua keruh dan banjir Ingatlah Penting untuk sadar Jangan menunggu bencana Ini adalah peringatan Tuhan Agar kita ingat Banjir Air begitu deras Memenuhi daratan yang gersang Awan bergemuruh Kilat bercahaya Ranting-ranting tak melambai Melainkan terhempas acak Sampah menjadi hanyut Muara tertutup benda-benda aneh Rawa teronggok sampah Semuanya gunung sampah Bau tak sedap bukan salahnya Air sudah tak bisa ditahan Daratan kini penuh beton dan aspal Tak ada lagi akar Tak ada lagi yang menahan Air memenuhi daratan Rumah tergenang Rumah tenggelam Ingatkah kita Sadarkah kita Bahwa sampah adalah sumbernya Bencana Terkirim Pohon-pohon ditebangi tanpa ampun Seperti air yang mengalir deras Kemarahan dari Sang Pencipta Hingga semua umatnya berlari ketakutan Entah bersembunyi di mana lagi Tak peduli siapa saja Yang penting ia selamat Tangisan pun tertumpah seperti air dari langit Tanpa perubahan Letusan gunung pun juga menyertai Bencana kini terjadi Kita hanya terpaku menyaksikan Laut meronta Gunung dingin Negeri mulai gelisah Kita memohon pada Sang Pencipta Jangan sampai terjadi lagi Ini adalah cobaan Atau peringatan? Sekuat hati meyakinkan diri Kita hanya manusia Bukan dewa bukan malaikat Tak luput dari dosa dan khilaf Beri damai pada kami Kau Sang Pencipta Dan Pengampun Langkah kaki bergetar Dari kegetiran alam Apa ini teguran? Teguran tak tertawar Semoga perjuangan tak sia-sia Bumi dan Gunung Tak dapat diduga Ketika mala petaka tiba Kita hanya meratap sedih Hilang segalanya Keluarga dan orang tercinta Harta pun iya Lari ke sana kemari Tak sempat apa yang dibawanya Kecuali orang yang dicinta Kini sudah terjadi Apa lagi yang dipungkiri Tobat? Sesal? Keyakinan? Hari ini terlambat Asa Untuk kita semua Bantuan demi bantuan berdatangan Dari tangan-tangan yang memegang erat harta Kebijaksanaan Bukan bulu bukan suku Yang dipandang Karena kita semau sedang pilu Juga sembilu menghampiri Ketika pulang Kita lihat semua beriang Dengan sebuah mimpi Sebagai teduhnya kita Tuk bertahan hidup Kita semua butuh Semoga kita semua Jauh dari musbiah Semoga bumi ini cepat sembuh Jasmani dan rohani kita terjaga Untuk selalu tabah Daftar Isi Puisi Tentang Bencana Alam KenapaHukum AlamBanjirBencana TerkirimBumi dan Gunung

Contohpuisi tentang alam dari sejumlah penyair (Foto: detik)/Contoh Puisi Tentang Alam yang Sarat Akan Makna. 6. "Pantun Terang Bulan di Midwest" "Pesan Alam" Karya: Haidi S Bencana ini mengajarkan kita Bagaimana rasanya terpenjara Di tempat yang disebut rumah Yang perlahan membuat. Mungkin kita harus ingat

PuisiTentang bencana Alam " Tanah Longsor " Tanah Longsor Kau datang dan pergi tak terkira Kau datang dengan begitu cepat Kau sudah menyusahkan warga Rumah-rumah warga hancur karena mu Warga semua bingung mencari tempat berlindung

z6rd7N2.
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/373
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/502
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/272
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/478
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/279
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/500
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/533
  • 9vg8i6hhxf.pages.dev/96
  • puisi tentang bencana alam