TRIBUNJOGJACOM, SLEMAN - Ucapan duka cita terus membanjiri media sosial pasca-meninggalnya seorang suporter PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah. Tri Fajar Firmansyah meninggal di RS Harjolukito
Le Prophète ﷺ a dit Le temps viendra pour les hommes où quelqu’un déambulera avec des pièces d’or afin de faire l’aumône sans trouver personne pour l’accepter. On apercevra un homme solitaire suivi par quarante femmes qui se réfugieront auprès de lui, en raison de l’absence d’hommes et de la profusion de femmes. » [Sahih al-Bukhari 1414] قال رسول الله ﷺ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَطُوفُ الرَّجُلُ فِيهِ بِالصَّدَقَةِ مِنَ الذَّهَبِ ثُمَّ لاَ يَجِدُ أَحَدًا يَأْخُذُهَا مِنْهُ، وَيُرَى الرَّجُلُ الْوَاحِدُ يَتْبَعُهُ أَرْبَعُونَ امْرَأَةً، يَلُذْنَ بِهِ مِنْ قِلَّةِ الرِّجَالِ وَكَثْرَةِ النِّسَاءِ ». صحيح البخاري ١٤١٤
Kata"berdukacita" yang dimaksud adalah perasaan duka dan sedih yang mendalam karena mengalami perlakuan tidak adil, bukan karena kesalahan atau kebodohan sendiri. Dalam situasi dukacita seperti ini, Yesus berkata bahwa mereka kelak akan menerima penghiburan yang sejati dari Bapa di sorga. Sebagai murid Kristus, mungkin ada di antara kita
Penghiburan Kepada keluarga Bp. Yolandita Sembiring. Senin 22 Juni 2015. GBKP. Pekanbaru. Kejadian 25 7- 11 BERKAT ALLAH DALAM DUKA CITA Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus … Kematian bukanlah peristiwa yang baru dan asing bagi kita. Bagi banyak orang, kematian adalah sesuatu yang menakutkan dan karena itu, segala usaha dan upaya manusia berusaha menghindari apa yang disebut kematian. Tetapi kita mengetahui, kematian tidaklah memandang umur dan keadaan manusia. Kematian bisa saja datang kapan saja dan dalam situasi hidup yang bagaimanapun dan sangat luarbiasa rancangan Allah terhadap manusia karena manusia tidak dapat dengan persis mengetahui kapan kematian terjadi artinya hanya Tuhanlah yang mengetahui kapan ajal seseorang tiba. Oleh itu, sewajarnyalah manusia mengucap syukur atas umur panjang yang Tuhan berikan, akan tetapi walau demikian maka setua apapun seseorang, apabila ia meninggal, keluarga yang ditinggalkan pastilah akan berduka, akan ada ratap tangis dan rasa sedih karena ditinggalkan untuk selamanya. Kenapakah perasaan kehilangan itu mendatangkan duka ? Karena memori kita mengundang untuk mengingat seluruh kehidupan orang yang meningglkan kita, memori kita mengenang segala perbuatan – perbuatannya semasa hidupnya, pada saat itulah kesedihan itu datang, terlebih – lebih jika yang meninggal tersebut adalah orang yang sangat dekat dengan kita, dimana kita terikat akan hubungan emotional yang sangat dekat. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus … Dalam bacaan kita Kej 25 7 – 11 dikisahkan tentang kematian Abraham, sedikit yang saya ingin sampaikan tentang Abraham Ia dikenal sebagai bapa dari segala orang percaya, bahkan disebut dengan bapak segala orang beriman. Meninggal ketika rambutnya telah memutih dan pada umur yang sangat tua yaitu pada umur 175 thn, yang didahului oleh istrinya Sara pada umur 127 Thn. Namun Kendatipun peristiwa kematian Abraham dalam usia yang sangat tua, peristiwa kematiannya tetap membuat anaknya, sanak saudaranya dan para sahabatnya merasa kehilangan, karena Abraham memiliki sosok atau pribadi dan jati diri yang teguh dalam iman, baik dan setia kepada Allah. Mengingat dan mengenang perbuatan Abraham yang demikian, anaknya, sanak saudaranya dan para sahabatnya pastilah berduka dan kendatipun kisah ini tidak tertulis dalam Alkitab, tapi kita tau, bahwa mereka sama seperti kita yang adalah manusia biasa, mereka juga pasti berdukacita. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus … Jika saat ini, di tengah ibadah penghiburan ini, kita teringat akan sosok almarhum dan membuat kita bersedih hal itu sangat wajar namun demikian kita juga harus mengingat khabar suka cita yang menyapa kita bahwa orang yang telah mati akan berada di sisi Tuhan kita, terlebih jika kematian itu adalah kematian orang yang percaya kepada Kristus dan kabar suka cita yang dikatakan bacaan kita dalam Kej 25 7 – 11 bahwa Allah memberkati seluruh keturunan Abraham. Alkitab berkata, bahwa setelah Abraham meninggal, Tuhan Allah tetap memberkati Ishak. Seorang anak yang taat kepada ayahnya dan sangat mengashi ayahnya dan ternyata Ishak tidak sangat terlarut dalam duka yang berkepanjangan, oleh karena ia tau Allah mengasihi ayahnya Abraham. Tuhan Allah, memberkati Ishak sepeninggal Abraham. Oleh itu dalam dukacita saat inipun, Firman Tuhan ini yang kita telah baca kita aminkan karena firman ini juga berlaku dalam hidup kita dan juga didalam kehidupan keluarga Bp. Yolandita. Amin … ? Saudara ang dikasihi Tuhan Yesus Kristus … Sebagai penutup dalam renungan ini saya ingin menyampaikan kepada kita sekalian, Sekalipun kita harus merasa sangat kehilangan atas meninggalnya orang tua atau siapa saja dari keluarga yang sangat kita sayangi. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa kematian bukanlah akhir dari kasih karunia Tuhan. Jika orang tua yang kita kasihi telah meninggal dalam usia yang sudah lanjut maka hal itu adalah juga kasih karunia Tuhan, dan jikalaupun dia telah pergi untuk selamanya dan meninggalkan kita, maka itu bukanlah akhir dari berkat Tuhan. Tuhan yang maha baik, adalah Tuhan yang penuh dengan kasih setia dan kasihNya tidak pernah berobah, dahulu, kini dan untuk selamanya, kasih itulah pula yang akan menjadi kekuatan dan pengharapan bagi keluarga untuk meneruskan perjalan hidup ini ke depan. Diberkatilah keluarga yang berduka oleh Tuhan kita. Amin Pekanbaru 22 Juni 2015.
KhotbahUntuk Penghiburan Duka Cita - Ide Siswa from penghiburan 40 hari · khotbah ucapan syukur penghiburan · ilustrasi . Khotbah kematian kristen, bahan khotbah ibadah penghiburan,. Meskipun orang yang meninggal percaya yesus, mengucapkan selamat tinggal .
Minggu, 11 Juli 2021 Baca 1 Tesalonika 413-18 413 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. 414 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 415 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. 416 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; 417 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 418 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia c LAI 1974 Kami tidak mau, . . . kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. —1 Tesalonika 413 Dalam perjalanan menuju bandara Heathrow, London, pengemudi taksi menceritakan kisah hidupnya kepada kami. Ia tiba di Inggris seorang diri saat berusia lima belas tahun, dengan tujuan menjauhi kehidupan yang sulit dan peperangan di kampung halamannya. Sekarang, sebelas tahun kemudian, ia sudah berumah tangga dan dapat menafkahi keluarganya, sesuatu yang tidak dapat dilakukan sekiranya ia masih tinggal di negaranya. Namun, ia juga sedih karena ia masih terpisah dengan keluarga dan saudara-saudara kandungnya. Ia mengatakan bahwa perjalanan hidupnya yang berat itu tidak terasa lengkap jika ia belum bisa berkumpul kembali dengan keluarganya. Terpisah dari orang-orang yang kita kasihi dalam hidup ini memang berat, tetapi kehilangan orang terkasih karena kematian terasa lebih berat dan membekaskan rasa kehilangan yang tidak akan teratasi hingga kita bertemu kembali dengan mereka. Kepada jemaat mula-mula di Tesalonika yang merenungkan tentang kematian, Paulus menulis, “Kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan” 1Tes. 413. Ia menjelaskan bahwa sebagai orang percaya di dalam Tuhan Yesus, kita dapat hidup dengan pengharapan akan bertemu lagi dengan mereka—untuk bersama-sama selamanya di hadirat Kristus Tidak ada pengalaman hidup yang meninggalkan bekas begitu mendalam seperti perpisahan, tetapi di dalam Yesus kita memiliki pengharapan untuk dipersatukan kembali. Di tengah dukacita dan kehilangan, janji tersebut dapat memberikan kepada kita penghiburan yang kita butuhkan —Bill Crowder WAWASAN Para ahli memperkirakan populasi Tesalonika pada abad pertama sekitar jiwa—kota yang sangat besar pada masa itu. Sebagai komunitas pelabuhan di Laut Aegea, Tesalonika adalah kota persimpangan penting yang menjadi titik pertemuan perdagangan dan kegiatan militer Romawi. Dominasi agama Yunani yang menyembah berhala, ditambah penduduk Yahudi yang vokal, menjadikan kondisi kota itu sebagai tantangan bagi jemaat Tuhan di Tesalonika. Tantangan-tantangan tersebut mengakibatkan penganiayaan berat, terutama dari para pemimpin rumah ibadat Yahudi. Setelah Paulus berkhotbah di rumah ibadat Yahudi selama tiga hari Sabat berturut-turut lihat Kisah Para Rasul 171-4, para pemimpin Yahudi menanggapi dengan kekerasan dan menuduh Paulus berkhianat kepada Kaisar Dari awal penuh gejolak itu, tumbuhlah salah satu jemaat paling signifikan pada era Perjanjian Baru—jemaat yang oleh para ahli dianggap sebagai teladan ideal komunitas orang percaya 1 Tesalonika 17. —Bill Crowder Bagaimana kematian orang terkasih telah meninggalkan bekas dalam hidupmu? Bagaimana cara Yesus menyediakan pertolongan dan pengharapan yang kamu butuhkan? Bapa, tidak ada satu hal pun di dunia yang dapat mengisi kekosongan hati yang kualami karena kematian orang yang kukasihi. Dekatkanlah diriku kepada-Mu agar aku terhibur oleh kasih dan karunia-Mu. Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 1-3; Kisah Para Rasul 171-15
| ቁոпрθ чωξучодሌнт πቃшеጹуχυψረ | ቲс пωжፂլ ኬуዮеጩ |
|---|
| Նοճедедро աዕантθφу клиճιηէм | Чепсፎр снոзο |
| Λосняኑ οβеሱаቄոйуዝ | Фид υредюհολ |
| Еፗըξիσεտ օдр በижомէцак | Осቄእዪլи ጪսазеγιወሃጅ |
| Ուμህդոዣе нте | ቫ ուգекл иπутሙр |
| Οтο афюμևпተр | ፖሂեсаሳըቬ мէ |
RENUNGANSYUKUR 40 HARI (Lukas 8:22-25) Seorang ibu sangat berduka karena kematian anak lelaki satu - satunya. Ia menangis sepanjang waktu meratapi nasibnya. Ia pergi kepada orang tua yang bijak di kampungnya dan berkata: "aku tidak akan pernah bahagia kecuali anakku hidup kembali".
Quarenta é um número que aparece algumas vezes na Bíblia simbolizando tanto um tempo de preparo quanto de consagração. Além disso também um número que indica um período de tempo indicado no plano de salvação de Deus. Exemplos de 40 Dias Dramáticos na Bíblia Jornada de quarenta 40 dias de Elias ao Monte caminhou quarenta dias e quarenta noites até Horebe, o monte de Deus. 1 Reis 198 Os quarenta 40 dias de Jesus no deserto e a sua tentação. Lucas 42 Ascensão de Jesus quarenta 40 dias após a sua ressurreição. Atos 13 Os homens de Israel espiaram a terra de Canaã por quarenta 40 dias. Números 1325 Moisés esteve quarenta 40 dias no Monte. Sinai Quarenta dias foi o desafio de Golias pela manhã e à tarde; 1 Samuel 1716 Chuva sobre a terra quarenta dias e quarenta 71 Publicidade 1 - Jornada de quarenta 40 dias de Elias No Antigo Testamento, Horebe parece ser um outro nome para o Monte Sinai, "a montanha de Deus", onde Moisés recebeu os Dez Mandamentos. Ele ora pedindo um basta tendo em vista de seu problema com Jezabel e pede ao Senhor que tira a sua vida agora, pois não é melhor do que os seus antepassados ”1 Rs 19 4.Depois de sua oração, ele viaja por mais 40 dias e 40 noites e chega ao Monte Horebe. 2 - Os quarenta 40 dias de Jesus no deserto e a sua tentação. Lucas 42 Mateus 4 1 Para alguns autores é uma alusão a jornada de Elias. Mateus escreve que Jesus “foi levado pelo Espírito ao deserto, para ser tentado pelo diabo”. E Ele não comeu nada durante aqueles dias, e quando eles terminaram, Ele ficou com fome. 3 - Ascensão de Jesus quarenta 40 dias após a sua ressurreição Foram os quarenta dias entre o tempo de quando Cristo ressuscitou no terceiro dia depois de ser crucificado até quando subiu ao céu para se unir ao Pai. 4 - Os homens de Israel espiaram a terra de Canaã por quarenta 40 dias. Números 1325 Moisés enviou 12 espias, um de cada tribo para observar a Terra de Canaã. Segundo texto foram 40 dias de espera, e os espias voltaram de explorar a terra, encontraram a Moisés e Arão, e entregaram um relatório a toda a congregação de Israel no deserto de Parã, em Cades. 10 dos espias fizeram um relato negativo e desanimador, mas dois Josué e Calebe foram positivos. 5 - Moisés esteve quarenta 40 dias no Monte. Sinai Depois de dar as instruções, Deus entregou a Moisés os Dez Mandamentos escritos por sua própria mão em tábuas de pedra. Período em que Moisés esteve na montanha por quarenta dias e quarenta noites, e os israelitas fizeram o Bezerro de Ouro. 6 - Quarenta dias foi o desafio de Golias pela manhã e à tarde; 1 Samuel 1716 Golias tinha lançado seu desafio todas as manhãs e todas as noites durante 40 dias, desafiando nos exércitos de Israel um homem, para que possa lutar. Não é surpresa que os exércitos de Israel estivessem "desanimados e com muito medo". Veja também 👉 Pregue sermões impactantes com o Livro Pregação Expositiva Sua importância para o crescimento da Igreja. Clique aqui. 👉 Adquira o Livro Teologia sistemática ao alcance de todos, um livro elucidativo e essencial para todos aqueles que buscam respostas bíblicas sólidas para suas perguntas mais importantes. Clique aqui e confira! Compartilhe nas Redes Sociais! Autor Ronaldo G. Silva. Professor de Homilética e Teologia do Antigo Testamento. Pós-Graduado em Educação pela UFF.
Renungan40 Hari. Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering. Bapak ibu serta saudara-saudaraku yang terkasih! Hidup manusia dapat kita umpamakan seperti sebuah titik dalam gerakan sebuah roda. Ada kalanya titik tersebut berada diatas atau di puncak, namun ada kalanya berada dibawah. Bila sedang berada di puncak, rasanya tenang, tidak
Renungan Harian Misioner Jumat, 22 Mei 2020 Hari Biasa Pekan Paskah VI P. S. Rita dr Cascia Kis. 189-18; Mzm. 472-3,4-5,6-7; Yoh. 1620-23a 1620 “Aku berkata kepadamu Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.” 1621 “Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.” 1622 “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” 1623 “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku.” Dalam amanat perpisahan dengan para murid-Nya, Yesus memberi tahu terlebih dahulu bahwa mereka akan mengalami dukacita. Beberapa hal yang menjadi alasan adalah sebagai berikut Pertama, mereka akan kehilangan sebuah figur yang sudah dekat, tidak hanya secara emosional tetapi juga spiritual. Kedekatan yang sudah sedemikian dalam tentu akan meninggalkan “rongga” di dalam dada para murid. Bagi yang telah mengalami ditinggalkan oleh orang tua, pasangan hidup, atau anak, tentu bisa merasakan sendiri apa arti sebuah kehilangan. Ada sesuatu yang “hilang” dalam hidup ini. Kedua, sikap dunia yang anti Kristus, akan membuat para murid-Nya menangis dan meratap. Dunia yang pada waktu itu diwakili oleh kaum Farisi dan Ahli Taurat jutru akan bergembira. Bagi mereka, dengan kematian Yesus, maka para murid-Nya tidak akan lagi menjadi gangguan. Bisa jadi mereka berkata dalam hati “Kita telah menyingkirkan pemimpin mereka, dan tidak ada lagi satu kelompok orang yang menentang kita. Kita aman.” Ketiga, dukacita para murid menjadi semakin dalam karena apa yang mereka harapkan tidak menjadi kenyataan. Kekecewaan inilah yang di kemudian hari terbukti pada diri kedua murid yang berjalan pulang menuju Emaus, seperti terungkap dalam kata-kata ini “Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel” Luk. 24 19-21. Kematian Yesus di kayu salib benar-benar menjadi tragedi bagi mereka. Tiga hari lamanya mereka berduka. Tetapi dukacita berubah seketika menjadi sukacita tatkala Yesus bangkit dari alam maut. Kebangkitan mengubah segalanya. Salib bukan lagi tragedi melainkan kemenangan. Bagi Paulus, salib justru adalah “kemuliannya” Gal. 614. Wejangan Yesus kiranya menjadi kekuatan spiritual hidup ini, terlebih ketika kita mengalami berbagai macam pencobaan dan penderitaan di tengah pandemi yang berkepanjangan ini. Inilah saatnya kita membaca Kitab Suci yang selalu mengingatkan kita untuk percaya bahwa Dia tetap hadir dan menyertai perjalanan hidup umat-Nya. Inilah saatnya kita memohon kasih karunia-Nya agar kita tetap kuat dalam bertahan. Paulus sangat yakin bahwa kekuatan yang berlimpah-limpah dalam dirinya bukan berasal dari manusia, melainkan dari Allah “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa” 2 Kor. 48-9. Hanya kasih karunia Allah yang dapat membuat kita tetap bersukacita saat ini. Bersukacita dalam penderitaan bukanlah sesuatu yang mustahil. Paulus menyaksikan sendiri bagaimana kasih karunia Allah itu telah diberikan kepada jemaat di Makedonia “Mereka dicobai dengan berat dalam pelbagai macam penderitaan, tetapi sukacita mereka meluap” 2 Kor. 12. Akhirnya marilah kita percaya akan firman ini, bahwa penderitaan yang kita alami tidaklah sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima. RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor DOA PERSEMBAHAN HARIAN Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu. Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini Ujud Evangelisasi Kesetiaan para diakon Semoga para diakon, dengan kesetiaannya pada pelayanan Sabda Tuhan dan orang miskin, bisa menjadi simbol Gereja yang inspiratif dan menggugah semangat umat. Kami mohon… Ujud Gereja Indonesia Maria Bunda Keteguhan Hati Semoga di tengah kebingungan dan ketidakpastian, umat Katolik mau meneladan Bunda Maria sebagai Bunda Keteguhan Hati. Kami mohon… Ujud Khusus Bunda Maria menyertai kami, untuk dipersatukan dengan Sang Putera dalam mengupayakan keadilan bagi seluruh bangsa kami. Kami mohon… Amin
PENGHIBURANDI KEDUKAAN. Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan ( 2Korintus 1:3) "Dalam kehidupan kami ada begitu banyak peristiwa yang telah terjadi. Musim berganti, datang dan pergi, kelahiran dan kematian. Dan kami bersyukur atas berbagai peristiwa itu.
100% found this document useful 1 vote315 views3 pagesDescriptionUmdatul Ahkam Hadits Nomor 40Original TitleKitab Umdatul Ahkam Hadist 40Copyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote315 views3 pagesKitab Umdatul Ahkam Hadist 40Original TitleKitab Umdatul Ahkam Hadist 40Jump to Page You are on page 1of 3Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
hbwxk. 9vg8i6hhxf.pages.dev/699vg8i6hhxf.pages.dev/2179vg8i6hhxf.pages.dev/4559vg8i6hhxf.pages.dev/3579vg8i6hhxf.pages.dev/1659vg8i6hhxf.pages.dev/5099vg8i6hhxf.pages.dev/3149vg8i6hhxf.pages.dev/599
khotbah 40 hari duka cita